Preman Pensiun Sinetron Drama Komedi RCTI

Preman Pensiun Sinetron Drama Komedi RCTIPreman Pensiun adalah sinetron bergenre drama komedi yang ditayangkan RCTI dan diproduksi oleh MNC Pictures. Ditayangkan Setiap Hari Senin-Jumat pukul 17.00 WIB dan Hari Sabtu-Minggu pukul 16.45 WIB. Serial Komedi Penuh Inspirasi Bahar sebenarnya cuma preman “kecil”, tapi wilayahnya cukup luas, selain menjadi “backing” para pedagang kaki lima, juga menguasai sebuah pasar dan terminal. Kisah yang akan dituturkan dalam serial ini bukanlah perjalanan hidupnya sejak awal, meskipun dalam beberapa dialog terceritakan juga, melainkan kisah di masa tuanya ketika dia memutuskan untuk pensiun.

Masa lalu yang terceritakan dalam dialog adalah bahwa bahwa merantau dari Garut ke Bandung sekitar tahun 1975-1976, ketika dia remaja dan pergi merantau karena keluarganya di kampung sangat miskin. Di Bandung, Bahar remaja mencari nafkah sebagai penjual tahu, leupet dan telor asin di bis sebelum keluar terminal. Penghasilan Bahar kala itu tidaklah besar, cuma pas-pasan, cenderung minim. Dia menerima itu sebagai rejekinya, tapi yang tidak bisa dia terima adalah bahwa dia harus membayar pajak pada para preman. Bahar kemudian berpikir bahwa dari pada dipungut “pajak” lebih baik dia yang memungut pajak.

Daftar pemeran

Pemeran Peran Keterangan

Didi Petet Kang Bahar (Kepala Preman)
Epy Kusnandar Kang Mus (Muslihat) (Tangan Kanan Kang Bahar)
Ike Muti Euceu (Khadijah) (Istri Kang Bahar)
Tya Arifin Kinanti (Anak Bungsu Kang Bahar)
Sindy Lasmana Kinasih (Anak Sulung Kang Bahar)
Ani Anjaniah Kamilah Kirani (Anak Kedua Kang Bahar)
Ridwan Ghani Adit Pacar Kinanti
Romyan Fauzan Uyan Teman Adit
Soraya Rasyid Imas (Pembantu Kang Bahar)
Sandi Tile Amin (Supir Kang Bahar)
Vina Ferina Esih (Sukaesih) (Istri Kang Mus)
Safira Maharani Farsyah Eneng (Safira) (Anak Kang Mus)
Hj. Isye Sumarni Emak (Mertua Kang Mus)
Nining Yuningsih Ceu Edoh (Tetangga Kang Mus)
Mutiara Dea Wardany Dea (Keponakan Kang Mus)
Mat Drajat Komar (Kepala Preman Pasar) (Anak Buah Kang Mus)
Pangeran Tyson Jony (Preman Pasar) (Anak Buah Komar)
Fadli Iwan Tyson (Preman Pasar) (Anak Buah Komar)
Dicky Satria Jupri (Preman Pasar) (Anak Buah Kang Komar)
Muhammad Jamasari Gobang (Kepala Preman Terminal) (Anak Buah Kang Mus)
Kristiano Purwo Bohim (Preman Terminal) (Anak Buah Gobang)
Abenk Marco Capallera Cecep (Preman Terminal) (Anak Buah Gobang)
Roy Chunonk Maman Suherman (Kepala Preman Jalanan) (Anak Buah Kang Mus) (Hingga Episode 2)
Ikang Sulung Jamal (Kepala Preman Jalanan) Pengganti Maman Suherman)
Andra Manihot Dikdik (Preman Jalanan) (Anak Buah Kang Mus)
Fajar Khuto Ujang Rambo Bojongsoang (Preman Jalanan) (Anak Buah Jamal)
Denny Firdaus Murad Preman Jalanan (Anak Buah Kang Mus) (Anak Buah Dikdik)
Ica Naga Pirmansyah Pitra (Pipit) Preman Jalanan (Anak Buah Kang Mus) (Anak Buah Dikdik)
Isnurul Destyana Bebeb (Istri Kang Komar)
Nendi Nurdin Junaedi (Copet) Bos Copet
Icuk Nugroho Saep (Copet)
Ucup Palentin Ubed (Copet)
Dewi Novitasari Dewi (Copet)
Dany Normansyah Agus (Pedagang Buku di Pasar Palasari)
Cika Kartika Yuyun (Pedagang Cantik di Pasar)
Diza Hanifa Hernawan Diza -
Resti Wulandari Rosita (Resty, Eva, Mike, Yuli, Ratna, Sisca ) (Penipu)
Ridwan Kamil Walikota Bandung (Bintang Tamu Episode 35-36)

Kemampuan beladiri yang dipelajarinya karena tradisi di kampung dan tekad yang kemudian muncul untuk bertahan dan berjaya di perantauan, membuat dia kemudian nekad perlahan-lahan masuk jaringan premanisme yang menguasai terminal. Bermula dari cuma sekedar “keset”, lama kelamaan, tahun demi tahun, perlahan-lahan, Bahar kemudian mencapai puncak kekuasaan. Sepuluh tahun pertama, Bahar hanya menjadi bagian dari kekuasaan sebuah jaringan premanisme, dua puluh tahun selebihnya, Bahar adalah pemegang kekuasaan yang mencengkram jalanan, pasar dan terminal.

Tangan kanannya adalah Muslihat, maling amatir yang masuk ke rumahnya sekitar dua puluh tahun silam. Muslihat berhasil ditaklukan hingga tidak sadarkan diri dan baru siuman tiga hari kemudian, di hadapan Bahar dan polisi. Setelah tahu bahwa Muslihat mencuri demi untuk membiayai ibunya masuk rumah sakit, Bahar meminta polisi untuk tidak memproses kasusnya secara hukum, mengakui Muslihat sebagai saudaranya dan persoalan akan diselesaikan secera kekeluargaan.

Muslihat diberinya uang satu juta yang pada waktu merupakan jumlah yang luar biasa. Setelah seminggu, Muslihat kembali pada Bahar dengan uang yang masih utuh. Muslihat bermaksud mengembalikan uang itu karena sudah tidak membutuhkannya lagi. Ketika dia pulang ke kampung dengan membawa uang, ibunya sudah terlanjur meninggal. Bahar kemudian meminta Muslihat untuk bekerja padanya. Rasa hormat Muslihat dan kepercayaan Bahar, membuat mereka tidak terpisahkan hingga dua puluh tahun kemudian.